19 Oktober 2008

Suhu Udara Metropolis Tertinggi Terjadi Pada 20 Hingga 24 Oktober


Jelang musim penghujan, suhu udara di metropolis terus beranjak naik. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memperkirakan, suhu udara tertinggi di kota ini bakal terjadi pada 20 hingga 24 Oktober. Kisarannya 36-37 derajat Celsius.

Saat ini, bisa dikatakan posisi matahari tepat ada di atas Pulau Jawa. Maka, karena letaknya dekat, panas matahari langsung terasa. Matahari bergerak semu dari arah katulistiwa menuju garis lintang selatan (LS). Fenomena itu terjadi menjelang pergantian musim dari kemarau menuju penghujan. Posisi matahari diperkirakan ada di 6-7 derajat LS, persis dengan derajat lintang sebagian wilayah Jatim, terutama Surabaya. "Selain itu, posisi bumi dan matahari berada dalam titik terdekat. Maka, kondisinya lebih panas jika dibandingkan sebelum-sebelumnya

Mengapa suhu saat malam juga masih tinggi? Prakirawan cuaca BMG Tanjung Perak Arif Triono menjelaskan, kondisi itu juga disebabkan jarak bumi-matahari yang dekat. "Saat siang, panas matahari terserap ke bumi. Pada malam, panas itu keluar. Makanya, suhu tetap tinggi.

Cuaca yang panas biasanya diikuti penurunan kadar oksigen. Akibatnya, udara menjadi kurang sehat. "Kadar karbon yang kurang baik bagi kesehatan makin tinggi. Apalagi untuk kota seperti Surabaya yang tingkat polusinya masih tinggi.

Tak hanya itu, kemarau yang panas juga disertai peningkatan kadar debu dalam udara. Kualitas air pun menurun. "Air menjadi kurang sehat. Belum lagi jika kondisi air sudah tercemar. Karena itu, masyarakat harus benar-benar mengantisipasi hal ini.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda