25 Agustus 2009

Kue Talam Ebi Warnai Ramadhan di Surabaya


Berbagai jenis makanan tradisional untuk berbuka puasa menyemarakkan suasana bulan Ramadhan di Surabaya. Selain kurma, jenis makanan yang banyak disukai pembeli adalah makanan khas Ampel, kue Talam Ebi.

Kue itu banyak dijual di kawasan reliji Ampel, Surabaya. Saat menjelang buka puasa makanan berbahan tepung terigu yang diolah menjadi bubur itu sangat diminati.

Sepintas tidak ada yang beda dengan jenis bubur pada umumnya. Keunikannya makanan khas Ramadhan ini selain bentuknya yang besar, berdiameter 30 centimeter juga pelengkap rasa yang ditaburi abon dan serat daging. "Makanan ini sudah ada sejak dulu, saya saja sudah 21 tahun jualan makanan ini," kata Mariam 45 tahun, Sabtu, 22 Agustus 2009.

Guna mendapatkan makanan jenis ini, pengunjung harus rela mengantri. Kalau tidak, dipastikan tidak akan kebagian saat waktu berbuka puasa tiba. Ada cerita unik tentang kue Talam Ebi, konon, para pedagang asal Kalimantan yang memperkenalkan makanan ini saat berdagang di Surabaya. Sehingga, ada yang menyebut kue Banjar. "Karena memang berasal dari Banjar, sehingga banyak yang menyebut kue Banjar," terang wanita setengah abad yang mengaku sudah 21 tahun berjualan di kawasan Ampel ini.

Selain kue Talam Ebi, seabreg makanan lainnya juga ikut meenyemarakkan pasar makanan di daerah ini. Ada martabak, pukis, lumpia, sambora, surabi dan lainnya. Selain itu pemandangan menakjubkan lainnya adalah menjadi tempat berkumpulnya berbagai etnis. Ada Jawa, Arab, Madura, China dan berbagai macam suku lainnya.

Banyaknya pengunjung membuat keceriaan bagi pedagang. Komunitas berwajah timur tengah ini dengan ramah memberikan layanan dan menawarkan jenis makanan yang dijualnya. Salah satu stan penjual makanan yang paling ramai dikunjungi pembeli diantaranya sebuah meja pedagang kaki lima berukuran 6 x 2 yang menyajikan ratusan jenis kue ditumpuk pada loyang - loyang besar dan yang diatur sedemikian rupa hingga menarik minat pembeli.

Dibantu 4 orang anak buahnya, Maryam tampak sibuk melayani pembeli yang jumlahnya mencapai ratusan orang. Wanita paruh baya ini mengaku kue yang dijual tidak seluruhnya makanan khas timur tengah, ada juga yang dari daerah lain, termasuk Jawa, Kalimantan dan Sumatra. "Ndak cuma makanan Arab, banyak kue lokal juga," tambahnya.

Kue Talam Ebi menjadi ikon di kios itu karena tiak dijual di tempat lain. Dibuat khusus dengan bahan dasar tepung beras, udang kecil (ebi) dan dibentuk bubur padat yang diatasnya ditaburi abon dan udang kecil (ebi). kue tersebut ditempatkan dalam loyang. untuk satu potong kue talam ebi dihargai Rp 5 ribu. "Biasanya, orang-orang arab suka makan kue ini untuk berbuka," pungkas Maryam.

Sudah menjadi tradisi, makanan jenis ini selalu dijadikan menu berbuka, karena selain untuk mengenyangkan juga rasanya khas. layaknya bubur yang dikemas padat.

1 Komentar:

Pada 26 Agustus 2009 pukul 02.59 , Anonymous tiyo avianto mengatakan...

wah iku sing endhi kok aku gak ngerti yo

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda